Rabu, 21 Maret 2012

Menunggu Bis

Cinta itu seperti seseorang yang menunggu BIS. Sebuah bis datang, dan
kau bilang "wah..., terlalu penuh, nggak bisa duduk nih!

Aku tunggu bis berikutnya saja."


Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh,
bisnya sudah tua dan jelek begini.... nggak mau ah...."

Bis selanjutnya datang, tapi dia seakan-akan tidak melihatmu dan
melewatimu begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, kondisinya masih
bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, gua bisa kepanasan", maka
kamu membiarkan bis keempat pergi.

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi
kuliah.

Ketika bis kelima datang, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya.
Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis.
Bis tersebut jurusannya bukan menuju kampusmu!!!

Moral dari cerita ini, sering kali seseorang menunggu orang yang
benar-benar "ideal" untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada

orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Tidak ada salahnya memiliki
persyaratan untuk "calon", tapi tidak ada salahnya juga memberi
kesempatan kepada "bis" yang berhenti di depan kita

(tentunya dengan jurusan yang kita inginkan).

Apabila ternyata memang "bis" itu tidak cocok, kita masih bisa
berteriak,"Kiri" dan keluar dari bis. Maka memberi kesempatan pada
"bis",semuanya bergantung pada keputusan kita. Daripada kita harus
"jalan kaki menuju kampus" dalam arti meneruskan hidup ini tanpa
kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kita benar-benar menemukan bis yang
"kosong, masih baru, dan ber-AC, dan tentunya sejurusan", kita harus
berusaha sekuat tenaga untuk memberhentikan bis tersebut dan masuk ke
dalamnya, karena menemukan bis seperti itu adalah suatu berkat yang
sangat berharga dan sangat berarti tapi tidak semua orang yang
mendapatkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar